Selasa, 21 Oktober 2014

A N E H

Entah berawal dari mana perasaan seperti ini bisa muncul, perasaan yang sangat aneh bagiku, perasaan yang nampaknya asing tapi terasa familiar, perasaan yang mungkin pernah aku alami sebelumnya, perasaan yang dulu sempat membuat hari-hariku dipenuhi dengan nama sesorang, perasaan yang mampu membuatku tersenyum tanpa alasan, perasaan yang juga mampu membuatku menangis tanpa alasan, benar-benar perasaan yang aneh... sangat aneh.. tak ada pertanda, tak ada gejala, tak ada peringatan dan langsung muncul begitu saja. Perasaan ini mudah datang dan hinggap, tetapi sulit untuk pergi.

Entah untuk keberapa kalinya aku terjebak dalam perasaan seperti ini, rasanya sudah lama sekali aku berhasil mengindar. Tapi seseorang itulah yang menyeretku untuk bertemu kembali dengan perasaan seperti ini. Dan kini aku terperangkap di lubang yang sama, hanya saja seseorang yang membuatku tunduk berbeda. Dia adalah seseorang yang tak pernah aku inginkan untuk mengisi kekosongan hatiku. Dia bukan orang yang aku dambakan. Dia bukan orang yang aku harapkan. Dia bukan orang yang aku impikan sebagai pengganti sosok yang dulu pernah menempati ruang hatiku. Dia benar-benar bukan orang yang kunantikan.

Tapi lagi-lagi aku tak bisa mengingkari apa yang telah terjadi, semuanya berjalan begitu cepat. Tiba-tiba aku memikirkannya, tiba-tiba aku merindukannya, tiba-tiba aku selalu ingin meilhatnya, tiba-tiba aku selalu ingin berada didekatnya, tiba-tiba aku menyukainya. Yang membuatku heran, kini aku menyayanginya.


Minggu, 12 Oktober 2014

R I S A U

Diam... Mungkin saat ini hanya itu yang bisa kulakukan.  Tak tau apakah itu tindakan yang benar atau salah. Jujur saja aku benar-benar tak mengerti dengan keadaan ini.
Rasanya seperti ada tembok besar yang berdiri kokoh tepat berada di tengah-tengah kita, menghalangi pandangan mataku yang tanpa kusadari selalu tertuju padamu meskipun aku sendiri tak tau apakah dibalik tembok besar itu pandanganmu juga tertuju padaku.

Entah mengapa saat dihadapanmu mulut ini mendadak bungkam, tak ada ucapan, tanpa kata. Tapi dibalik mulutku yang tertutup rapat, ada ribuan teriakkan kata yang terucap keras dari lubuk hatiku. Perasaanku tak pernah berhenti berteriak mengucap beribu kata untukmu. Namun sekencang-kencangnya  batinku menjerit, kau pun tak akan pernah mampu mendengranya sekalipun hanya dengan suara lirih. Tak akan pernah...