Jumat, 12 Oktober 2018

Lama terpendam segala rasa, hingga menjelma menjadi resah tak berujung. Hitungan detik terlewati tanpa arti. Tahun-tahun kelam semakin tenggelam bersama bayang tak tergenggam. Tak sedikitpun harapan datang, waktu tak pernah berpihak pada kita. Mimpi yang masih sama, kini masih pula terus menjadi mimpi. Ratusan purnama mengiringi jatuh bangun penantian. Kini tiba saatnya, buka mata, bangkit dari kesia-siaan. Mungkin bukan ia yang tuhan mau. Mungkin aku dan kamu tak kan pernah menjadi kita. 

Selasa, 17 Februari 2015

L A T E

Kurasakan pilu hadirmu tiada lagi
Menemani setiap langkah, selangkah di depanku
Baru kusadari rasamu yang terabaikan
Hilang kini tiada langkah, berjalan di depanku
Jika waktu ku dapat kembali, ku harap masih ada kamu
Di seberang jalan menunggu, setiap pertemuan kita
Jika mampu ku putar waktu, tak akan ku buat lukamu
Ku biarkan kau tetap berjalan di depanku, agar slalu ku bersamamu


Tak pernah aku mengerti mengapa kau begitu indah untukku?
Tak pernah aku sadari kau telah mengisi hatiku.
Baru kini kupahami setelah semuanya terlambat bagiku.
Tak kan pernah kulupakan segala rasa yang kau berikan.
Kau berikan aku satu kesempatan untuk mengisi hari-hari di dalam hidupmu.
Kau berikan aku satu pengertian, bahwa cinta tak harus miliki.

Selasa, 21 Oktober 2014

A N E H

Entah berawal dari mana perasaan seperti ini bisa muncul, perasaan yang sangat aneh bagiku, perasaan yang nampaknya asing tapi terasa familiar, perasaan yang mungkin pernah aku alami sebelumnya, perasaan yang dulu sempat membuat hari-hariku dipenuhi dengan nama sesorang, perasaan yang mampu membuatku tersenyum tanpa alasan, perasaan yang juga mampu membuatku menangis tanpa alasan, benar-benar perasaan yang aneh... sangat aneh.. tak ada pertanda, tak ada gejala, tak ada peringatan dan langsung muncul begitu saja. Perasaan ini mudah datang dan hinggap, tetapi sulit untuk pergi.

Entah untuk keberapa kalinya aku terjebak dalam perasaan seperti ini, rasanya sudah lama sekali aku berhasil mengindar. Tapi seseorang itulah yang menyeretku untuk bertemu kembali dengan perasaan seperti ini. Dan kini aku terperangkap di lubang yang sama, hanya saja seseorang yang membuatku tunduk berbeda. Dia adalah seseorang yang tak pernah aku inginkan untuk mengisi kekosongan hatiku. Dia bukan orang yang aku dambakan. Dia bukan orang yang aku harapkan. Dia bukan orang yang aku impikan sebagai pengganti sosok yang dulu pernah menempati ruang hatiku. Dia benar-benar bukan orang yang kunantikan.

Tapi lagi-lagi aku tak bisa mengingkari apa yang telah terjadi, semuanya berjalan begitu cepat. Tiba-tiba aku memikirkannya, tiba-tiba aku merindukannya, tiba-tiba aku selalu ingin meilhatnya, tiba-tiba aku selalu ingin berada didekatnya, tiba-tiba aku menyukainya. Yang membuatku heran, kini aku menyayanginya.


Minggu, 12 Oktober 2014

R I S A U

Diam... Mungkin saat ini hanya itu yang bisa kulakukan.  Tak tau apakah itu tindakan yang benar atau salah. Jujur saja aku benar-benar tak mengerti dengan keadaan ini.
Rasanya seperti ada tembok besar yang berdiri kokoh tepat berada di tengah-tengah kita, menghalangi pandangan mataku yang tanpa kusadari selalu tertuju padamu meskipun aku sendiri tak tau apakah dibalik tembok besar itu pandanganmu juga tertuju padaku.

Entah mengapa saat dihadapanmu mulut ini mendadak bungkam, tak ada ucapan, tanpa kata. Tapi dibalik mulutku yang tertutup rapat, ada ribuan teriakkan kata yang terucap keras dari lubuk hatiku. Perasaanku tak pernah berhenti berteriak mengucap beribu kata untukmu. Namun sekencang-kencangnya  batinku menjerit, kau pun tak akan pernah mampu mendengranya sekalipun hanya dengan suara lirih. Tak akan pernah...


Minggu, 20 Juli 2014

E N T A H

D.I.A. . . . .

DIA datang lagi!!

Mendatangkan kembali segala luka yang telah terpendam.
Menguakkan kembali sejuta resah dan amarah karena hamparan sesal.
Dengan mudahnya dia menunjukkan raut wajah itu, menampakkan kembali senyum yang membuat hariku kian semu.

Tak sadarkah dia ??? Betapa sulitnya bagiku selama ini menahan segala rasa sakit karenanya.

Tak pernahkah dia berpikir betapa sulitnya memendam segala rindu yang setiap saat semakin menyiksa.

Setelah sekian lama ku berusaha mengubur semua harapan dan kenangan, tiba-tiba dia muncul lagi tanpa pernah peduli apa yang kurasakan selama ini.
Tak mudah bagiku untuk memudarkan segala luka yang telah dia buat, dan dengan mudahnya dia menebar kembali segala kenangan yang telah lama ku asingkan!

Jika saja Tuhan memberikanku kesempatan untuk memilih jalan takdirku, aku akan memilih tidak pernah mengenalmu dan sama sekali tak pernah tau semua hal tentangmu. Daripada aku pernah mengenalmu dan pada akhirnya aku harus berpura-pura tak mengenalmu juga tak peduli tentangmu.


JUST SONG

hai selamat bertemu lagi
aku sudah lama menghindarimu
sialku lah kau ada di sini
sungguh tak mudah bagiku
rasanya tak ingin bernafas lagi
tegak berdiri di depanmu kini
sakitnya menusuki jantung ini
melawan cinta yang ada di hati

dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
'pabila kau muncul terus begini
tanpa pernah kita bisa bersama
pergilah, menghilang sajalah lagi

bye selamat berpisah lagi
meski masih ingin memandangimu
lebih baik kau tiada di sini
sungguh tak mudah bagiku
menghentikan segala khayalan gila
jika kau ada dan ku cuma bisa
meradang menjadi yang di sisimu
membenci nasibku yang tak berubah

dan upayaku tahu diri tak selamanya berhasil
'pabila kau muncul terus begini
tanpa pernah kita bisa bersama
pergilah, menghilang sajalah lagi

berkali-kali kau berkata kau cinta tapi tak bisa
berkali-kali ku telah berjanji menyerah

dan upaya ku tahu diri tak selamanya berhasil
'pabila kau muncul terus begini
tanpa pernah kita bisa bersama
pergilah mengilang sajalaaaaaah
lagiiiiiiiiii. . . .

#Maudy Ayunda : TAHU DIRI

Sabtu, 17 Mei 2014

CHILDHOOD MEMORIES WITH YOU (K AM U)

CHILDHOOD MEMORIES WITH YOU

Tinggi-tinggian
Hari itu adalah saat pertama aku mengenalmu, tepatnya didepan rumahmu. Saat itu aku berusia 6 tahun. Ibu menyuruhku untuk membeli sesuatu di toko milik ibumu, dan kebetulan kamu disuruh ibumu untuk memberi kembalian uang kepadaku. Dan karena waktu itu aku lebih tinggi darimu, kamu menjijintkan kedua kakimu saat memberikan uang kembalian, dengan wajah polos lalu kamu berteriak “Aku lebih tinggi dari kamu!”, mendengar itu aku hanya tertawa. Karena aku tertawa kamu marah, lalu kamu berteriak “Pokoknya, suatu saat aku bakalan lebih tinggi dari kamu!”. Semenjak saat itu setiap kali aku bertemu denganmu, kamu selalu berteriak mengatakan hal itu dan kamu selalu menjijitkan kakimu agar terlihat sama tingginya denganku. Dan kini, kamu telah mewujudkan kata-katamu waktu itu, sekarang kamu jauuh lebih tinggi dariku.



Sebuah Kebetulan
Mungkin saat itu aku berusia 7 tahun. Saat itu aku sedang kejar-kejaran dengan kakakku, aku berlari mengejar kakakku. Kakakku berlari keluar rumah, dan saat aku keluar rumah aku sudah kehilangan jejak kakakku. Dari kejauhan aku melihatmu, wajah dengan penuh kebingungan lalu aku bertanya padamu ”Kamu liat kakakku nggak?” dan kamu menjawab “enggak”. Lalu aku bertanya padamu “Kamu ngapain disini?” dan kamu menjawab “aku lagi nyari kakakku. Kamu liat kakakku nggak? Tadi dia lari ke arah sini”. Tak lama kemudian aku melihat kakaknya berlari menghampirinya dan mengajaknya pulang. Aku berdiri terdiam melihatnya berjalan menuju rumahnya, dan beberapa saat kemudian kakakku mencul lalu mengajakku pulang kerumah.



Ngaji
Ketika berusia 7 tahun ibu mendaftarkanku untuk ikut TPQ di Masjid yang lumayan dekat dari rumahku. Selang beberapa minggu kamu juga ikut ngaji di masjid. Tapi setelah beberapa bulan, karena guru ngajinya ganti aku pun berhenti ngaji di masjid, kamu pun juga ikut berhenti ngaji. Saat aku berusia 12 tahun ibu kembali mendaftarkanku ngaji, tapi kali ini di tetangga sebelah rumahku. Dan kamu juga ikut mendaftar ngaji juga, setiap sore kita ngaji bersama. Bahkan aku masih ingat jika kamu sedang membaja jilid, kamu selalu dimarahi gurunya karena kamu tidak bisa konsentrasi kalau ada aku.



Flowercrown
Dulu saat aku masih berusia 12 tahun, saat kita bermain di depan rumahmu kamu mengajariku membuat mahkota dari bunga-bunga kecil yang tumbuh di halaman rumahmu. Itu adalah pertama kalinya aku mengenal apa itu flowercrown. Kamu membuatkanku sebuah mahkota bunga yang cantik, dengan wajah malu-malu kamu memberikannya untukku.


Sepak Bola
Kamu sangat suka sepak bola, hampir setiap sore kamu bermain bola di lapangan dekat rumahku. Sore itu, aku tidak sengaja lewat saat kamu sedang bermain sepak bola sendirian, tiba-tiba kamu menendang bola itu kearahku, seketika aku menendang kembali bola itu kearahmu. Akhirnya kita bermain bola bersama hingga tanpa terasa adzan maghrib berkumandang dan itu pertanda bahwa kita harus pulang ke rumah masing-masing. Dan sejak saat itu saat kamu tidak ada teman untuk bermain bola, kamu mengajakku untuk bermain bola, meskipun kamu tau kalau aku tak mengerti permainan sepak bola, aku hanya bisa menendang bola saja.

First Kiss
Bisa dibilang ini adalah hal paling gila yang pernah kamu lakukan. Dulu sewaktu aku masih kelas 6 SD, dan bahkan sampai sekarang teman” selalu menjodoh”kan kita, karena mereka selalu melihat kita main bersama. Sampai suatu saat, ketika kita dan mereka sedang bermain bersama, tiba” mereka menghampirimu dan salah satu teman berbisik” kepadamu, aku tak tau apa yang mereka katakan kepadamu. Setelah berbisik”, tiba” mereka menangkapku dan memegang tanganku erat sekali hingga aku tak bisa lari, aku benar” tak mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi. Sesaat kemudian kamu mendekat ke arahku, dan mereka justru semakin erat memegang tanganku, lebih parahnya lagi mereka berteriak” dan berkata “Ciuuum ciuuummm!”. Aku benar” ketakutan, keringatku bercucuran deras, tapi kamu malah semakin mendekat hingga akhirnya kamu mencium pipi kiriku dan aku hanya bisa berteriak. Mereka tertawa terbahak”, dan kamu tersenyum sangat lebar, dan aku rasanya hanya ingin pingsan.


Mushola Dekat Rumah
Saar aku masih SMP, hampir setiap hari kita sholat maghrib bersama di mushola yang tak jauh dari rumah. Kita berjalan kaki, dan terkadang adikmu juga ikut ke mushola. Bahkan sewaktu pulang dari mushola , sering kali adikmu memintaku untuk menggendongnya, dan kamu hanya tertawa melihat tingkah adikmu.



Layang-layang
Kamu adalah orang pertama yang mengajarkanku bermain layang-layang. Saat itu aku masih SMP. Waktu itu kamu mengajakku bermain di rumahmu yang masih dibangun, kita naik ke balkon. Dan disitulah kamu menerbangkan sebauh layang-layang kecil berwarna putih, layang-layang itu terbang tersapu angin hingga ke atas awan. Ketika layangan itu sudah berada di atas sana, kamu menyerahkan gulungan benang itu kepadaku dan mengajariku mengendalikan layangan itu agar tetap terbang indah diatas sana, agar layangan itu tidak terjatuh ataupun benangnya putus karena tertabrak oelh layangan lainnya. Semenjak saat itu setiap siang hari di balkon rumahmu, kamu selalu mengajakku untuk bermain layangan.



AKU SUKA KAMU!
Saat SMP, kita semakin dekat. Entah kenapa sekitar satu bulan setiap kita bertemu ataupun sedang bermain bersama kamu selalu bilang padaku “Aku suka kamu!”. Bahkan kamu juga pernah berteriak seperti itu di depan teman”, anehnya kamu tidak malu ketika berteriak seperti itu dihadapan mereka.


Malam Takbiran
Saat itu aku kelas 2 SMP. Sore hari sebelum takbiran aku dan sahabatku sedang bermain bersama, lalu tidak sengaja kita bertemu, kamu dan temanmu sedang membuat obor untuk takbiran. Kamu memanggil aku dan sahabatku untuk bergabung, kamu juga membuatkan satu obor untukku. Hingga akhirnya pada malam hari setelah adzan isya berkumandang, aku,sahabaku,kamu dan juga temanmu berkeliling kampung membawa obor api dan mengumandangkan takbir. Malam itu benar” indah.




Mungkin yang telah kutulis diatas hanya sebagian kecil hal-hal yang pernah kita lalui bersama, hal-hal yang membuatku selalu mengenal dan mengingat wajah lugumu. Bagaimana mungkin aku menghapus semua kenangan ini?? Hampir sebagian hidupku ku lalui bersamamu, Sahabat Masa Kecilku !!

Andai saja saat  berusia 16 tahun kita tidak terjebak dengan satu hal yang bernama  “Cinta”, mungkin persahabatan kita akan tetap berlanjut hingga sekarang. Yaah tapi sudahlah, apa dayaku. Jika memang keadaannya begini, apa boleh buat. Mungkin memang ini jalan yang terbaik untuk kita. Tak ada yang perlu disesali,tak ada yang perlu ditangisi. Biarlah semua kenangan ini tetap menjadi kenangan yang paling manis, meskipun terasa pahit jika tiba” ku mengingatnya.

Kini saatnya untuk kita menjalani hidup masing”, tanpa perlu menoleh kebelakang dan menatap masa depan untuk kehidupan yang lebih baik.

Terimakasih telah mewarnai sebagian besar kisah perjalanan hidupku, terimakasih telah menjadi pangeran masa kecilku,sahabatku, dan juga cinta pertamaku.


YANG TLAH KAU BUAT SUNGGUHLAH INDAH, BUAT DIRIKU SUSAH LUPA :’)